Kategori
Jumat, 21 September 2012
Pemeriksaan Angka Kuman Bakteri Indikator Didalam Makanan Dengan Metode Plate
Bahan makanan, selain merupakan
sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang
menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun
daya simpannya.
Selain itu pertumbuham
mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau
kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak
dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.
Bahan pangan dapat bertindak
sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan
organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti
tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar melalui bahan makanan.
Gangguan-gangguan kesehatan,
khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan
makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia,
tanaman atau hewan beracun; toksin- toksin yang dihasilkan bakteri;
mengkomsumsi pangan yan mengandung parasit- parasit hewan dan mikroorganisme.
Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala
yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya.
Secara umum, istilah keracuan
makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme., mencakup gangguan- gangguan yang diakibatkan termakannya
toksin yang dihasilkan organisme- organisme tertentu dan gangguan-gangguan
akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin. Toksin-toksin dapat ditemukan
secara alami pada beberapa bakteri yang dihasilkan suatu metabolisme. Dengan
demikian, intoksikasi pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri
yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan
masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan
sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya
Keracunan makanan, infeksi karena
bakteri penyebab yang bukan mikroorganisme. Salah satu kontaminan yang paling
sering dijumpai pada makanan adalah BAKTERI COLIFORM, ESCHERICHIA COLLI dan
FAECAL COLLIFORM. Bakteri ini berasal dari tinja manusia & hewan, tertular
kedalam makanan karena perilaku penjamah yang tidak higienis, pencucian
peralatan yang tidak bersih, kesehatan para pengolah dan penjamah makanan serta
penggunaan air pencuci yang mengandung coliform, E-coli dan Faecal Coliform
A.
TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu
untuk mengetahui cara pemeriksaan angka kuman menggunakan metode cawan petri
atau plate.
B.
MANFAAT
1. Menambah
pengetahuan pembaca tentang bakteri indicator makanan yang merugikan kesehatan
2. Agar
pembaca bisa melakukan pemeriksaan bakteri yang ada dalam makanan sampel dengan
cara pemeriksaan angka kuman bakteri enteropathogenic dan bakteri indicator
didalam makanan dengan metode plate.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BAKTERI
INDIKATOR MAKANAN
Bakteri indicator makanan adalah
bakteri yang keberadaannya pada makanan bias menimbulkan penyakit bagi
pengkonsumsinya. Bakteri ini merupakan bakteri pathogenesis yang mempunyai
toksin tertentu dalam setiap perekatannya di makanan. Ada dua intoksikasi
pangan utama yang disebabkan bakteri, yaitu
1. Botulisme,
disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum dan
2. Intoksikasi
stapilokoki, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.
Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh intoksikasi terlihat setelah 3-12 jan
setelah memakan bahan makanan tersebut dan ditandai oleh muntah-muntah ringan
dan diare.
Indeks pangan dapat digolongkan ke
dalam dua kelompok:
1. Infeksi
dimana makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, patogen
penyebab tuberkolosis (Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis
(Brucela aortus, b. melitensis), diprteri (Corynebacterium diptheriae),
disentri oleh Campylobacter, demam tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain
2. Infeksi
dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen hingga
mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi pengkomsumsi makanan
tersebut; infeksi ini mencakup Salmonela spp, Listeria, vibrio
parahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Penularan infeksi jenis
kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis gangguan perut yang lain. Gejala
– gejala yang disebabkan infeksi mulai terlihat setelah setelah 12-24 jam dan
ditandai dengan sakit perut bagian bawah (abdominal pains), pusing, diare,
muntah-muntah, demam dan sakit kepala.
Beberapa peneliti menyarankan
penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens dan Bacillus cereus
dikategorikan sebagai intoksikasi karena kedua jenis bakteri dapat memproduksi
toksin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek keracunan, sejumlah besar sel hidup
harus terkonsumsi. Demikian juga Salmonella dapat menghasilkan enterotoksin dan
sitotoksin didalam saluran pencernaan. Sebaliknya S. aereus yang tergolong ke
dalam intoksikasi, dapat mengkolonikasi mukosa dalam saluran pencernaan dan
menyebabkan diare kronis. Dengan demikian klasifikasi keracunan makanan ini
harus digunakan secara hati-hati.
B.
PEMERIKSAAN
BAKTERI INDIKATOR MAKANAN
Pembiakan adalah proses perbanyakan
organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme
yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen
dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk
yang mudah di metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media
sebagai tempat berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu
bahan yang terdiri dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk
menumbuhkan bakteri
Kebanyakan berat kering dari
mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon,
hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik
seperti potasium, sodium, besi, magnesium, kalsium dan klorida dibutuhkan untuk
memfasilitasi katalis enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui
membran sel (Jawetz, etc. 2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk
media yang baik adalah media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan bakteri, Media tidak mengandung zat-zat penghambat serta media harus
steril Klasifikasi media berasarkan fungsinya yaitu;
1. Enriched
media, adalah sejumlah media umum yang kemudian ditambahkan dengan darah,
serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang mampu memacu pertumbuhan bakteri
patogen.
2. Media
selektif, yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat memacu
pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
3. Media
diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat kimia tertentu yang
menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat
membedakan tipe mikrooraganisme.
4. Media
Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
antibiotika, asam amino dan vitamin.
5. Media
Khusus yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan
kemampuannya untuk mengadakam perubahan-perubahan tertentu.
6. Media
untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk
menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi
Pada pemeriksaan suatu produk,
jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat
kerusakan suatu bahan mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya
metode yang dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan,
kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah:
1. Metode
hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang
hidup dengan aktifitas metabolisme
a. Angka
lempengan total,
b. Pengenceran,
Most Probable Number (MPN),
c. Aktifitas
metabolik.
2. Metode
total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi
a. Berat
kering bakteri,
b. Kekeruhan,
berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang tertentu,
c. Hitung
partikel elektronik,
d. Hitung
dengan mikroskop langsung,
e. Volume
sel
Dari sejumlah metode di atas
beberapa saja yang sering digunakan untuk pemeriksaan rutin yaitu;
1. Angka
lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan
yaitu
a. Satu
koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup,
b. Satu
sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri dalam lempeng petri
dish,
c. Dihitung
jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah koloni
yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran.
2. Penghitungan
bakteri dengan bakteri ”Spread Plate”, prinsip hitung bakteri dengan metode ini
adalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan volume tertentu
di atas permukaan media yang sesuai.
Slide spesial-counting Chambers
sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat
perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur
ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil.
Pengujian dapat di buat dengan lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau
fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok
oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam
area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan
diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus
dapat dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah
dijumlahkan nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan
bilangan untuk menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh
sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per millimeter
Pemeriksaan angka kuman metode
hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni, jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah organism yang dapat hidup yang terkandung
dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini ialah mengencerkan
sample dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi jumlah
koloni masing-masing cawan diamati. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel
akan ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan factor
pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Saat bakteri di inokulasi kedalam
sebuah medium dan di inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat.
Bakteri ataupun mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium
yang berhubungan dengan mengkultur. Spesies yang berbeda dari pertumbuhan
bakteri pada media beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi
diketahui dari penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat
berguna untuk pengenalan tipe yang pasti dari bakeri dan dapat uga disediakan
sebagai bantuan dalam mengidentifikasi spesies. Bagaimanapun bakteri harus
didapatkan sebuah dari kultur murni sebelum ciri khas kultur atau pada tempat
lain dari sebuah spesies yang dapat ditentukan (Pelgzar, 1958).
Untuk mempelajari sifat-sifat dari
masing-masing bakteri termasuk sifat pertumbuhan, morfologi dan sifat
fisiologinya, masing-masing bakteri tersebut harus dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sehingga terbentuk kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari
sel-sek dari satu spesies atau satu galur bakteri, dengan cara menggoreskan
kultur ke medium padat. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar
cawan yaitu;
1. Goresan
Langsung
2. Goresan
kuadran
3. Goresan
radian. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarnya,
warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya, bentuk
kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan
Agar tumbuh suatu organisme
membutuhkan seluruh elemen dalam bahan-bahan organiknya dan komlpemen ion-ion
yang dibutuhkan untuk energi dan katalisis. Disamping itu harus ada sumber
energi untuk memantapkan proton motive force dan untuk memungkinkan sintesis
makromolekul. Mikroorganisme sangat beragam kebutuhan nutrisi dan sember energi
metabolismenya
Pembiakan bakteri dalam laboratorium
memerlukan medium yang baris zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme, zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy dalam metabolism dan pergerakan.
Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energy, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hydrogen serta unsure sekelumit
(trace elemen). Dalam bahan dalam medium dapat pula ditambahkan factor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin / nuleotida.
Medium biakan yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Medium
padat diperoleh dengan menambahkan sebagai pemadat karena tidak dapat diuraikan
oleh bakteri, dan membeku pada suhu diatas 45o C. Kandungan agar
sebagai bahan pemadat dalam medium adalah 1,5 – 0,0 %.
Label:
Mikrobiologi,
Penyakit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: